Probiotik dalam ASI

Disampaikan oleh
Istiana Ilma Sakina, M.Si
dalam kulwap grup Ngasi yuk

 moderator :
Raiza Prathita,S.Farm.,Apt.

 Rabu,22 November 2017



Kita sudah paham bahwa saat mempersiapkan ASI perah, semua peralatan yg digunakan harus diusahakan agar steril. Tetapi apakah ASI sendiri steril?

Kenapa ASI yang sudah dibiarkan beberapa jam pada suhu ruangan bisa berubah aroma, warna, dan teksturnya?

Ternyata, selain faktor oksidasi, di dalam ASI juga terdapat berbagai mikroba.

Jangan takut jangan khawatir, para peneliti yang sebagian besar telah tergabung dalam International Society for Research in Human Milk and Lactation telah banyak membuktikan bahwa mikroba dalam ASI justru menyehatkan bayi sebagaimana halnya probiotik .

Sebagaimana halnya keunikan komposisi biokimia ASI, komposisi mikroba dalam ASI juga bersifat unik. Misalnya di negara-negara Eropa dan Amerika, mikroba yang banyak ditemukan adalah dari jenis Bifidobacterium dan Lactobacillus, yaitu bakteri probiotik yang banyak digunakan dalam pembuatan yoghurt.

Tetapi di Bandung Probiotik ternyata tidak ditemukan Lactobacillus maupun Bifidobacterium.

Apa yang ditemukan?
Ternyata jenis yang banyak ditemukan adalah Lactococcus dan Staphylococcus.
Bahaya tidak? Alhamdulillah, insyaaAllah tidak berbahaya.Tidak ada bayi yang menjadi sakit akibat menyusu 

Lalu *apa manfaat mikroba dalam ASI?"*

ASI tidak perlu disterilkan misalnya dengan pasteurisasi, bisa langsung diminum dari pabriknya, karena bayi juga memerlukan mikroba ASI untuk membentuk pertahanan tubuh yang baik sesuai dengan tempat bayi tumbuh.

Bersama-sama dengan faktor imun dan serat-serat oligosakarida yang terdapat di dalam ASI, mikroba ASI masuk ke dalam saluran pencernaan bayi dan tumbuh dengan baik membentuk koloni-koloni yang sehat. Koloni-koloni ini menghasilkan produk yang penting untuk menjaga kondisi saluran pencernaan bayi, sekaligus sebagai penjaga teritori yang menghalau musuh.

Sesi tanya jawab :

*Dlm pendahuluan disebutkan jenis mikroba dlm asi berbeda yg di amerika sana dg yg di bandung. Apa yg membedakan? Faktor makanan atau yg lainnya?*

1. Salah satu hipotesis yang kuat untuk menjawab pertanyaan ini adalah bahwa terjadi proses feedback antara lingkungan tempat ibu tinggal dengan kelenjar ASI, sehingga jenis mikroba ASI merupakan hasil mekanisme survival sesuai ekosistem yang ditempati.

2. Makanan yang dikonsumsi ibu mempengaruhi komposisi mikrobioma usus ibu, tetapi mikrobioma usus bayi hanya dipengaruhi HMO dari ASI yang masuk ke usus bayi.
Susunan HMO setiap ibu di setiap lokasi belum diteliti, sehingga pertanyaan ini masih terbuka lebar untuk penelitian lebih lanjut  

3. Mikrobiota ibu yang satu berbeda juga dengan mikrobiota ibu yang lain walaupun berdekatan. Bagi bayi prematur <30 minggu, AAP merekomendasikan untuk memberikan ASI secara langsung atau ASI donor yg telah dipasteurisasi dan diinokulasikan dgn ASI ibu selama 8 jam 37°C.

*Lalu apakah mikroba yg terkandung dlm asi org bandung vs org amerika akan membedakan tumbuh kembang anak nantinya?*
*Dan apa fungsi dari masing2 mikroba yg ditemukan dalam sampel asi Indonesia*

Saat ini belum ada penelitian yang membuktikan pengaruh mikroba ASI terhadap tumbuh kembang anak, kecuali terhadap daya tahan tubuh, obesitas, dan alergi atopik. Hal ini berkaitan dengan produk-produk (metabolit) yang dihasilkan oleh mikroba ASI.

Lactococcus yang ditemukan dalam ASI di Indonesia memiliki keunikan yang bersifat unggul dibandingkan dengan Lactobacillus, dari segi kemampuannya untuk berpindah tempat dan kemampuannya menghasilkan bacteriocin yang mampu menghancurkan dinding sel bakteri patogen.

Fungsi spesifik Lactococcus asi Indonesia lebih pada mekanisme pertahanan terhadap bakteri patogen, termasuk Gram negatif, karena menghasilkan bakteriosin yang mampu menghancurkan dinding selnya.

Selain itu, Lactococcus asi juga kemungkinan berperan dalam membentuk sel memori dengan meniru antigen patogen (semacam pembentukan vaksin secara alami oleh Lactococcus asi dengan bantuan komponen2 ASI lainnya). Yang ini masih perlu penelitian lebih lanjut.

Untuk Staphylococcus, sayangnya belum sempat diteliti

*Bagaimana dengan kandungan ASIP? Baik yg masih segar, sudah didinginkan kemudian dihangatkan, ataupun sudah dibekukan dan dicairkan kemudian dihangatkan?*

InsyaaAllah tidak ada perbedaan yang signifikan, kecuali mengalami pemanasan > 40°C. Sebagian besar mikroba ASI tidak membentuk kapsul yang akan mempersulit aktivasi kembali.
Tetapi ASIP yang disimpan di suhu ruang selama lebih dari 8 jam akan mengalami perubahan komposisi mikrobiota, yang juga mempengaruhi komposisi biokimianya, dan tidak direkomendasikan untuk dikonsumsi.

*Jika ASIP sempat tercampur embun dari proses sterilisasi botol amankah dari bakteri berbahaya?*

Dengan mempertimbangkan karakteristik mikroba yang dapat bertahan dari sterilisasi botol, sebagian besar mikroba yang bertahan akan tidak mempengaruhi kesehatan bayi, walaupun kemungkinan tetap ada.
Karena peserta kulwap bervariasi antara masyarakat awam dengan ahli medis, dalam kulwap ini penekanannya adalah bahwa _pemberian ASI secara langsung masih lebih baik daripada memberikan ASI Perah_, dan ASI Perah juga masih lebih baik daripada ASI Donor, dan ASI Donor masih lebih baik daripada susu formula apalagi air tajin dan lainnya.
Penanganan ASI Perah untuk skala rumahan harus mudah dilakukan oleh awam, dan _tidak ada ibu yang boleh sengsara_ hanya karena terlalu banyak berpikir secara detail di luar kompetensinya.

Mengenai sterilisasi wadah ASIP :

 sebaiknya peralatan yang sudah disterilisasi jangan langsung ditangkupkan supaya udara panas bisa menguap dulu, tidak menempel sebagai embun.

Sebenarnya lebih baik tidak dilap maupun dikipas-kipas, biarkan saja kalau memang berembun.

Kalau sedang terburu-buru, paling mudah dan aman ya biarkan saja embunnya, jangan masukkan apa-apa ke dalam botol termasuk jari kita, tisu maupun udara (kipas2)

 Perbedaannya hanya asi-nya menjadi lebih cair. Bakteri predominan yang ada dalam ASI itu kuat kok, lebih kuat daripada bakteri biasa, kecuali kalau bakterinya sudah dipisahkan dari ASI.

*Dari mana asal mikroba dalam ASi? Sedangkan darah sifat nya steril*

 ini adalah pertanyaan yang sampai saat ini masih dicari jawabannya oleh para peneliti.
Nah itu mekanisme yang diajukan oleh salah satu penelitian. Mereka menggunaan metode pencitraan dengan radioisotop tertentu untuk mendeteksi pergerakan mikroba dan sel-sel darah putih yg diberi penanda. Dari hasil pencitraan terdeteksi ada mekanisme yang melibatkan monosit untuk perpindahan mikroba ASI menuju kelenjar mammae. Baru sebatas itu, masih menyisakan banyak pertanyaan lanjutan

Ada beberapa jawaban/hipotesis yang sudah dibuktikan:
1. Ada yang membuktikan bahwa saat hamil dan menyusui, ada jalur yang terbuka dari pembuluh darah ke kelenjar ASI. Jadi mikroba dari usus ibu dibawa oleh monosit ke kelenjar asi sampai masuk ke dalam asi. Jalur ini dideteksi dengan metode penelitian yg dilakukan, tetapi mekanisme selulernya belum berhasil dipecahkan.
2. Mikroba asi sebenarnya kontaminan sampling dari kulit sekitar areola. Tapi para peneliti yg terlibat dalam penelitian asi selalu menggunakan metode aseptik dalam pencuplikan sampel walaupun caranya bervariasi.
3. Saat bayi menyusu, terjadi ruang vakum di saluran asi, sehingga air liur (beserta segala informasi biokimia dan mikroba dalam mulut bayi) ikut tersedot masuk ke dalam saluran ASI. Belum berhasil dibuktikan apakah mikroba dari mulut bayi bisa bertahan dan berkembang di dalam kelenjar ASI.
4. Berbagai penelitian sudah berhasil membuktikan bahwa jenis mikroba predominan dalam ASI sama dengan jenis mikroba predominan dalam usus bayi (pemeriksaan tinja bayi) masing2 diad ibu-anak.

*Kandungan apa saja yang membedakan asi saat bayi sehat dan bayi sakit? Apakah ada perbedaan kandungan mikroba nya juga ?*

Sejauh ini baru ada penelitian yang membedakan komposisi biokimia ASI saat bayi sehat dan saat bayi sakit. Penelitian dari segi mikrobiologinya belum saya temukan.

Saat bayi sakit, ASI lebih banyak menghasilkan sIgA (dan lactoferrin jika bayi terinfeksi bakteri patogen).

Mikroba ASI menurunkan konsentrasi sitokin saat bayi mengalami peradangan.

Selain faktor2 imun tadi,  ASI juga mengandung lebih banyak lemak dan protein (biasanya hindmilknya lebih banyak daripada foremilk), dibandingkan dengan saat bayi sehat.

Saat bayi mengalami growth spurt juga bisa terlihat kuning. Bahkan ada penelitian yang memperlihatkan perbedaan komposisi ASI jika bayinya perempuan atau laki-laki.

*Apakah ada perbedaan kandungan mikroba ASI antara yang bayinya memiliki BB kurang, BB ideal, dan obesitas?*

Dari penelitian sejauh ini, fokusnya lebih banyak pada ibu dan bayi yang mengalami obesitas.
Dibandingkan dengan yang memiliki BB ideal, ada perbedaan komposisi mikrobiota pada individu yang mengalami obesitas. Sayangnya belum ada jenis probiotik tertentu yang bisa diformulasikan, karena definisi mikrobiota sehat saja belum berhasil dibuktikan sampai sekarang.
Jadi penelitian yang ada baru sebatas menunjukkan bahwa perbedaan komposisi mikrobiota berkorelasi dengan BB.

*Jadi apa ada jenis makanan khusus yg terbukti meningkatkan kuantitas mikroba asi? Misal produk2 fermentasi dsb*

Pertumbuhan mikroba ASI bergantung pada oligosakarida yang ada pada ASI ibu, dan oligosakarida ibu bergantung terutama pada asupan karbohidrat dan protein yang dikonsumsi ibu. Jadi ikuti saja rasa lapar ibu-ibu ya  pilih karbo yang sehat, jangan berpantang kecuali terhadap makanan yang tidak sehat.

Konsumsi suplemen probiotik selama trimester akhir kehamilan dan selama menyusui terbukti menurunkan kadar sitokin dalam ASI dan menurunkan angka kejadian kolik pada bayi yang disusui, tetapi korelasinya dengan kuantitas mikroba ASI belum dipelajari.

*Apakah saat ibu konsumsi antibiotik jadi mempengaruhi mikroba asi?*

Tergantung karakteristik antibiotiknya ya, termasuk ukuran molekulnya dan spektrumnya. Dan rute pemberian antibiotik nya (oral atau injeksi/infus).
karena memang sebagian antibiotik tersalur ke asi. Tapi karena persentase AB yang tersalur sangat kecil seharusnya kalo menurut teori selama tidak mencapai batas konsentrasi minimum AB membunuh bakteri ya nggak akan ada efek nya ke mikroba asi. (Belum menemukan penelitian tentang ini)

Appendiks :
Mikrobiota itu mikroba-mikrobanya, sedangkan mikrobioma itu meliputi gen, genom, dan produk-produk metabolit yang dihasilkan oleh mikrobiota

Untuk pup bayi, ada berbagai faktor yang mempengaruhinya. Mulai dari komposisi mikroba dalam usus bayi, kondisi otot usus bayi, enzim-enzim yang dihasilkan bayi dan yang dihasilkan oleh mikroba dalam usus bayi.

Pertumbuhan mikroba di usus bayi sangat dipengaruhi oleh ASI, terutama oligosakarida yang dihasilkan masing-masing ibu secara unik.
Nah.. Mikroba yang diperlukan dalam usus bayi itu awalnya berasal dari mikroba ASI, dan sumber makanan mikroba ASI adalah oligosakarida yang hanya ada pada ASI.

 Untuk ASIP yang sudah mengalami penyimpanan :
Cek dulu kapan diperahnya, bagaimana warna dan aromanya saat diperah. Jika warnanya berbeda dari biasanya, misalnya lebih kuning, harus dicatat di label. Begitu juga jika aromanya lebih tengik dari biasanya, harus dicatat di label. Warna dan aroma yang berbeda ini bisa jadi disebabkan perubahan komposisi biokimia sebagai respons atas kebutuhan bayi saat asi diperah.
Jika aromanya baru berubah menjadi tengik setelah penyimpanan, sebaiknya jangan digunakan. (Selain karena alasan enzim lipase tinggi)

Ada rekomendasi yang spesifik dari AAP bagi bayi prematur kurang dari 30 minggu, yaitu jika menggunakan asi dari donor, harus dipasteurisasi dulu, kemudian dicampur dulu dengan asi ibu kandung dan didiamkan selama 8 jam pada suhu 37°C, baru aman diberikan kepada bayi prematur.
Jadi menyusu langsung ke ibu susu sampai bayi kenyang itu juga akan mempengaruhi kolonisasi mikroba ASI di dalam usus bayi, yang artinya ada enzim-enzim serta gen-gen yang dishare ke bayi susu. Dan dengan menyusu langsung, air liur bayi juga punya kesempatan untuk memberikan informasi (feedback) ke kelenjar asi ibu susu, sehingga produksi ASI bisa disesuaikan.

Pertumbuhan mikroba ASI bergantung pada oligosakarida yang ada pada ASI ibu, dan oligosakarida ibu bergantung terutama pada asupan karbohidrat dan protein yang dikonsumsi ibu. Jadi ikuti saja rasa lapar ibu-ibu ya. pilih karbo yang sehat, jangan berpantang kecuali terhadap makanan yang tidak sehat.